Memilih
berkiprah di ranah teater harus benar-benar timbul dari hati yang jujur, ikhlas untuk terus berproses. Untuk terus dan
terus menghidupkan bumi kita. Panggung kita. Pada garapan Sick-Lus ini, 85%
dari para pemain merupakan benih-benih baru, mereka adalah anggota Teater Awal
ke-27 yang bulan November 2014 kemarin dilantik menjadi anggota Teater Awal. Mereka
seperti keajaiban yang hadir pada kegersangan tanah kami, rumah kami, mereka
datang dengan memberi semangat dan berjuta-juta harapan. Senyuman, antusias
latihan mereka kami anggap sebagi senjata dan anugerah Tuhan agar Teater Awal
bisa eksis kembali, pun sebagai jawaban dari do’a-do’a kami semua.
Festamasio
ke-7 ini kami anggap sebagai tantangan dan bagian proses kami, berangkat dari
niat ingin tetap memberi nafas pada Teater Awal Bandung, Yayan Khato Musiarso selaku sesepuh Teater Awal Bandung bersama Wildan Galih yang juga benih seorang sutradara yang memiliki ciri khas tersendiri menawarkan
dirinya untuk menggarap pementasan untuk Festamasio ke-7 ini. Hal ini tentu
kami sambut dengan gembira, dari sinilah sedikit demi sedikit kami berdiskusi, ngariung untuk membentuk judul yang
layak kami angkat, dan nama Sick-lus ini pun lahir. Sick-lus lahir dari hal
yang sederhana, alam, lingkungan sekitar, gejala-gejala dan diri kita sendiri.
Manusia yang hidup dan berkembang, yang mempunyai siklus dalam hidupnya.
Setelah
nama Sick-lus hadir, berbarengan dengan menggebunya semangat dari baraya Teater
Awal ke-27, kami selaku pengurus semakin mantap untuk melangkah dan memandang
kedepan, hari demi hari kami lewati dengan berproses, olah tubuh, vokal, mimik,
sukma adalah makanan pokok dan vitamin wajib untuk kami, semuanya dimulai dari
nol, untuk kemudian proses itu sendiri yang membentuk Sick-lus menjadi
sempurna.
Waktu
2 bulan, walaupun dirasa kurang, tidak menjadi alasan lagi bagi kami untuk
mengeluh dan putus harapan, apapun halangannya kami harus tetap bisa
memaksimalkan semua hal. Kemudian, naskah Sick-lus sendiri hadir selama proses,
saat-saat dimana Sutradara mulai membimbing kami, mengarahkan adegan per
adegan, gerakan per gerakan, dan kata-kata yang secara tidak sengaja
dilontarkan selama latihan, semua hal itulah yang menjadi inspirasi dari lahirnya
naskah Sick-lus.
Teater
Awal patut berbangga hati dan bersyukur, saat pementasan Sick-lus yang di
pentaskan di Auditorium UIN Bandung pada tanggal 28 Januari kemarin, berjalan
dengan lancar. Proseslah yang mendewasakan kami, proseslah yang menjadi tokoh
utama dalam hidup kami, yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan kami dalam
memaknai hidup.
Sejujurnya,
Festamasio bukanlah tujuan utama kami, lolos atau tidaknya karya kami itu bukan
hal yang penting, bukan hal yang menjadikan tonggak kemenangan, usaha dan
proses kamilah yang lebih vital. Bagi kami kemenangan itu adalah ketika
pertunjukkan kami di apresiasi dan pertunjukkan itu dapat memberikan sesuatu
untuk bisa mereka bawa pulang. Pesan-pesan yang kami sisipkan dalam setiap
dialog, tarian, nyanyian dan gerakan dapat diserap oleh hati dan jiwa siapapun
yang mengapresiasi.
Sekian. Salam
jiwa !!!
0 komentar:
Posting Komentar