Oleh:
Ryan Nurul Fajar
Ryan Nurul Fajar, Ketum Teater Awal Bandung periode 2015-2016 |
Di sisi lain Teater Awal
Bandung yang sedang melakukan dua proses garapan sekaligus, yaitu pementasan
studi panggung angkatan XXVIII naskah “Madegel” karya Saini K. M dan, pementasan
untuk Festival Drama Bahasa Sunda ke-17 naskah “Manusa Jero Botol” karya Yusef
Muldiyana tersebut, terhambat oleh sarana tempat latihan yang kurang memadai.
Saat ini tempat latihan yang tersedia di kampus hanya dua saja, yaitu di aula student center lantai 4 dan meeting room student center lantai 1. Tentunya aula student center lantai 4 tidak digunakan oleh Teater Awal Bandung saja, kami harus berbagi tempat dengan UKM lainnya yang juga menggunakan aula tersebut untuk berlatih. Sedangkan meeting room hanya bisa digunakan jika tak ada mahasiswa yang mengadakan acara.
Tak jarang kami
mengalah untuk berlatih di gazebo (belakang fakultas dakwah, tarbiyah dan
syariah) yang berada di luar ruangan. Militansi berkarya kami bercampur dengan udara
malam yang dingin tajam dan rintik hujan.
Dengan menggarap dua naskah
dalam satu waktu ini, kami membutuhkan dua tempat untuk latihan agar bisa
menciptakan suasana latihan yang terfokus dan efisien. Kami pun harus
pintar-pintar memutar otak untuk menyelesaikan permasalahan tempat latihan ini,
agar kedua proses garapan tersebut tidak terganggu oleh kendala sarana tempat kedepannya.
Setelah melakukan
audiensi lanjutan dengan rektor UIN bandung, akhirnya kami diberi izin untuk
menggunakan salah satu gedung yang belum difungsikan sebagai tempat berproses
kami hingga 30 April nanti. Itu pun
dengan lahan yang seadanya dan berdesak-desakkan antara aktor, pemusik, setting
dan sutradara yang memantau adegan.
Walaupun fasilitas yang
tersedia tidak memadai untuk kebutuhan proses kami, tetapi menghargai proses
berteater yang suci lebih penting daripada mengeluhkan permasalahan fasilitas yang
tak kunjung usai. Kami hanya berharap kejujuran dari perhatian dan dukungan
kalian (pejabat kampus) kepada kami yang telah menagih hak kami sebagai
mahasiswa dengan cara yang manusiawi. Karena karya-karya kami tidak bergantung
pada fasilitas 'wah' dan mewah.
Kedua naskah yang kami garap tersebut telah berhasil dipentaskan dan sekali lagi menunjukkan bahwa Teater Awal Bandung masih ada, tetap ada dan tak akan mati hanya karena sistem yang sampai hari ini belum bisa kami pahami!
SALAM JIWA!!!
SUKA SAMA SEMNAGAT KALIAN! Buat cowok-cowok, kalian pacar aku semua, buat cewe-cewe, kalian istri aku semua. Teater Awal di kampus aing jeung getihna!!!
BalasHapus